Sodaraku yang aku cintai dan tidak aku banggakan, eh. Saya menemukan 2 fakta baru hari ini, fakta yang gak penting sepertinya. Begini ceritanya,..
Saya punya teman, teman sepermainan. Namanya kembang (nama samaran dari Ica). Orangnya gimana ya, geje kagak si, rame iya deh, 'bedegong' iya, 'ogoan' pisan, dan satu lagi tiap aku tanya saran araupun kritik dia jawab jujur dan sesuai fakta. Orangnya juga kagak bego-bego amat, ip nya dapetlah 3, mah. kalo lagi sharing juga dia nyambung dan opininya masuk akal, dan pengetahuannya juga lumayan. aku simpulkan dia 'tidak normal'.
Dia punya kebiasaan kalau jalan kaki sama orang, dan disini aku sebagai saksi, dia pasti bikin orang yang jalan sama dia kepepet. Gini nih, misal aku jalan di sebelah kiri dia, dia di kanan aku. secara otomatis dia bakalan ngegiring jalan aku ke arah kiri. Mepet-mepet gitu. Dan saking mepetnya, aku gak bisa nerusin jalan, lha wong dia mepet-mepet gitu. Aku cuma bisa nyengir kuda. "ca, jalan ente mepet urang", dia jawab "sori, teu kontrol".
Begitupula kalau dia jalan di kiri, dan aku di kanan nya. Dia pasti melakukan hal sama yaitu mepetin jalannya orang. ending kalau jalannya mepet ke pinggir, lha kalau akunya yang di kanan? ya, tetep dia jalan mepet-mepet. alhasil aku jalan makin ke tengah untuk selanjutnya menunggu motor menghantam aku --". (gimana nggak, wong lagi jalan mepet-mepet ke tengah).
Bagaimana menurut anda, apakah kebiasaan seperti itu mebahayakan???
Selanjutnya pemirsa, saya punya teman SMA yang hampir mirip dengan si 'kembang' dari watak, juga intelegensinya, aku sebut dia 'bunga' (nama samaran dari fia). Mungkin ini anak agak lebih dari si 'kembang', soalnya kalau diajak debat lebih mantep. dari argumen sampe fakta yang bisa bikin orang bilang "ya, kau benar. i've no more idea", dia juga jago tentang sejarah, apapun jenis sejaranya. Dan aku simpulkan bahwa diapun 'tidak normal'.
Tahukan kamu, bahwa anak ini mempunyai kebiasaan yang sama dengan si 'kembang', yaitu jalan mepet ke arah yang diajak berjalannya. Heran, udah dua makhluk manusia yang aku temuin sama jenisnya dan punya kebiasaan yang sama mirip sarua.
Ada apakah sebenarnya??
Lalu, saya punya teman seperkuliahan pula namanya 'Dahlia' (samaran dari Aini). Dia juga berkarakteristik seperti 'kembang' dan 'bunga', pintar, hebat berpendapat dan berdiskusi yang tentu dengan argumen masing-masing. 'Dahlia' menonjol di kelas dan aktif dalam sebuah organisasi nasional. Dan aku simpulkan diapun 'tidak normal'.
Tahukan kalian sodara, dia punya kebiasaan yang sama dengan si 'kembang' dan si 'bunga'. Ya, kalau jalan mepet-mepet --". Entah kebetulan atau bagaimana, yang jelas sewaktu jalan sama ini anak pasti mepet-mepet juga. sebenernya udah lama, tapi baru 'ngeh' dia kayak gitu, hahaha. Pengen ketawa ngingetnya. Tadi tuh pas jalan mau ke kapus ceritnya, dengan tanpa sadar (kayaknya) dia jalan mepet-mepet aku ke tengah, soalnya aku di kanan dan dia jalan di kiri aku. Jadi?
Sebenernya ini bukan riset pasti, namun setelah aku analisis (analisis-analisisan iseng), mungkin saja orang-orang 'tidak normal' seperti mereka meang akan menujukan karakteristik yang sama, yaitu kalau jalan mepetin orang lain, hehehe. Mungkin karena tingkat percaya diri mereka yang tinggi atau, semangat yang mereka punya bisa jadi faktor terjadinya prilaku seperti itu.
Sori bro, mungkin gak ada hubungannya, tapi kenapa dari tiga orang manusia di atas mereka begitu semua. Kebetulan atau enggak, inilah fakta yang saya temukan hari ini,
Bahwa orang yang jalannya mepet-mepet, ada kecendrungan orang tersebut 'tidak normal'.
* Opini asli dari Juannita N Arrasyid
Itu fakta pertama, nah fakta kedua ini juga berdasarkan pengalaman tadi sore, ketika perjalanan pulang dari Kalapa.
Saat itu aku dengan tiga teman sedang asyik duduk di angkot, kebetulan nunggu lampu merah. Datanglah seorang pengamen. Muka pas-pas an si, gaya juga biasa. tapi bro, pas gonjreng gitar itu lho, mantep banget dah. terus suaranya juga merdu, asli. Cuma baru tiga gonjrengan kita udah apa cari-cari duit buat ngasih. Gimana gak, dia itu BPB (bukan pengamen biasa =D). Serius mamen. Setelah dapet receh yang tadinya mau ngasih serebu tapi yang ada receh dann duarebu, jadilah yang dipilih receh kita mendengarkan itu orang nyanyi sambil ngegonjreng gitar. Serius orang biasa kayak gitu bisa jadi ganteng kalau lagi nyanyi gitu mah. Setelah selesai memanjakan telinga kita sama peraminan gitar dan suaranya, dia menyodorkan plastik bekas air kemasan gelas. Dan kita ngasih
* gak biasanya lho
Pas itu pengamen udah pergi, kita yang langsung rebutan pengen ngomong dan aku "tau gak kenapa tadi aku ngasih duit itu pengamen?"/ "iya ih keren banget, ga biasa yang ngamen enak gitu"/ "lagu apa sih, ko jadi pengen tau ya? mamang keren lagua pa tadi?"
Tuh kan, kalau yang ngamen gak ngasal dalam mengamen pasti baik ahsilnya, karena dihargai skill nya =)
Faktanya bahwa, yang ngamen gak ngasal, bikin seenggaknya kita buat ngasih. Dan rada nyesel kalau gak ada duit kecil apalagi gak ngasih mah.
*just opini si juju ajah =D
Nah sodara, begitulah fakta gak penting hari ini.
Sungguh hidup itu banyak fakta dan peristiwa tak lupa hikmah yang terdapat didalamnya.
Senin, 31 Januari 2011
Minggu, 30 Januari 2011
wahai yang baik budinya
aku sedang bersedih disini, saat ini, ketika menuliskan kata-kata ini, gerimis di hati. sebenanrnya aku sungguh takut kehilangmu yang sebenarnya sangat aku kagumi. aku tidak berbasa yang basi, aku sedang berkata-kata bahwa aku sedang sangat merindukanmu, walaupun entah mengapa aku ragu kau merindukanku juga.
sedang apakah kau saat ini, masihkah kau kesal padaku?
wahai makhluk Tuhan yang sabar
aku akui, aku egois dalam hal ini. aku hanya mengerti hatiku saja, tidak hatimu. hanya mementingkan inginku tetapi tidak inginmu, aku memang egois. aku pun tidak mengerti kenapa sampai aku seperti ini. siapa sebenarnya yang berubah, aku atau kau?. yang jelas menurut inginku itu kau yang berubah.
maaf, aku bukan makhluk yang pandai bersyukur. aku selalu iri melihat kondisi oranglain lalu membandingkannya dengan kita. kita yang dipisahkan dengan ruang jarak juga waktu dengan komunikasi alakadarnya. aku selalu merindukanmu, karena itu aku hanya bisa mengeluh lalu marah padamu.
kau tidak sepenuhnya salah, walaupun ada beberapa hal yang mungkin tidak kau sadari membuatku sedih.
maafkan aku yang selalu mengeluh karena rindu
wahai yang berusaha untuk menjalankan sunnah
sungguh aku berfikir, yang berubah bukanlah aku atau kau. tetapi kita, pemikiran kita, kedewasaan kita yang terus meningkat levelnya juga umur dan pengalaman yang membuat daya kognitif kita semakin berkembang, dan kita berubah. tidak seperti kemarin yang manja, yang masih merenget jika tidak dikabari seharian. aku sadar, rutinitas kita pun tidak sama seperti kemarin. kesibukan yang wajar malah aku jadikan alasan mengapa kita sampai begini. maaf, ternyata aku belum dewasa
wahai lelaki yang aku sayangi
aku tidak berlebihan atau melebih lebihkan. inilah yang aku rasakan dan aku fikirkan selama satu minggu kemarin. aku kumpulkan dan simpulkan dari sumber yang aku temui. cobalah untuk mengerti bahwa kami wanita adalah makhluk yang sebenarnya, kuat namun lemah, tegar namun sering menangis, dewasa namun manja, dan kami tidak sama seperti kalian. kami akan mencoba mengerti kalian yang mempunyai takdir untuk mendampingi hidup kami.
wahai kau yang indah dihatiku
maafkan atas ego yang merupakan bagian dari diriku, atas perkataanku yang tidak membuatmu senang, atas perlakuanku yang membuatmu tidak tenang, aku hanya rindu. sudah aku katakan aku sangat rindu. dan aku wanita yang sangat sensitif dengan keadaan diluar diriku. semuanya berpengarauh bagiku. aku memang belum dewasa, karena aku masih ingin seperti dulu saat kau berusaha mendapatkan cintaku dan awal-awal kita menjadi kekasih. disana, kau yang sangat aku rindukan.
tak apa, aku mengerti cinta memang seperti itu manis sekali di awalanya dan semakin pudar rasa manis itu seiring waktu, seperti permen. namun mungkin saja permen itu tidak akan habis, dan kita fikirkan lagi bagaimana cara menjaganya, sambil mengisi kekosongna dan saling percaya lagi.
aku akan berusaha untuk tidak melihat oranglain yang sesumbar mesra, yang selalu intens berhubungan yang bersama setiap saat. aku akan berusaha mengerti keadaan kita. ingatkan aku jika aku mengulangi kesalahan ini lagi. tegur aku, buat aku sadar dan mengerti lalu kuatkan aku dengan segalanya.
i love you Ganesha
.
aku sedang bersedih disini, saat ini, ketika menuliskan kata-kata ini, gerimis di hati. sebenanrnya aku sungguh takut kehilangmu yang sebenarnya sangat aku kagumi. aku tidak berbasa yang basi, aku sedang berkata-kata bahwa aku sedang sangat merindukanmu, walaupun entah mengapa aku ragu kau merindukanku juga.
sedang apakah kau saat ini, masihkah kau kesal padaku?
wahai makhluk Tuhan yang sabar
aku akui, aku egois dalam hal ini. aku hanya mengerti hatiku saja, tidak hatimu. hanya mementingkan inginku tetapi tidak inginmu, aku memang egois. aku pun tidak mengerti kenapa sampai aku seperti ini. siapa sebenarnya yang berubah, aku atau kau?. yang jelas menurut inginku itu kau yang berubah.
maaf, aku bukan makhluk yang pandai bersyukur. aku selalu iri melihat kondisi oranglain lalu membandingkannya dengan kita. kita yang dipisahkan dengan ruang jarak juga waktu dengan komunikasi alakadarnya. aku selalu merindukanmu, karena itu aku hanya bisa mengeluh lalu marah padamu.
kau tidak sepenuhnya salah, walaupun ada beberapa hal yang mungkin tidak kau sadari membuatku sedih.
maafkan aku yang selalu mengeluh karena rindu
wahai yang berusaha untuk menjalankan sunnah
sungguh aku berfikir, yang berubah bukanlah aku atau kau. tetapi kita, pemikiran kita, kedewasaan kita yang terus meningkat levelnya juga umur dan pengalaman yang membuat daya kognitif kita semakin berkembang, dan kita berubah. tidak seperti kemarin yang manja, yang masih merenget jika tidak dikabari seharian. aku sadar, rutinitas kita pun tidak sama seperti kemarin. kesibukan yang wajar malah aku jadikan alasan mengapa kita sampai begini. maaf, ternyata aku belum dewasa
wahai lelaki yang aku sayangi
aku tidak berlebihan atau melebih lebihkan. inilah yang aku rasakan dan aku fikirkan selama satu minggu kemarin. aku kumpulkan dan simpulkan dari sumber yang aku temui. cobalah untuk mengerti bahwa kami wanita adalah makhluk yang sebenarnya, kuat namun lemah, tegar namun sering menangis, dewasa namun manja, dan kami tidak sama seperti kalian. kami akan mencoba mengerti kalian yang mempunyai takdir untuk mendampingi hidup kami.
wahai kau yang indah dihatiku
maafkan atas ego yang merupakan bagian dari diriku, atas perkataanku yang tidak membuatmu senang, atas perlakuanku yang membuatmu tidak tenang, aku hanya rindu. sudah aku katakan aku sangat rindu. dan aku wanita yang sangat sensitif dengan keadaan diluar diriku. semuanya berpengarauh bagiku. aku memang belum dewasa, karena aku masih ingin seperti dulu saat kau berusaha mendapatkan cintaku dan awal-awal kita menjadi kekasih. disana, kau yang sangat aku rindukan.
tak apa, aku mengerti cinta memang seperti itu manis sekali di awalanya dan semakin pudar rasa manis itu seiring waktu, seperti permen. namun mungkin saja permen itu tidak akan habis, dan kita fikirkan lagi bagaimana cara menjaganya, sambil mengisi kekosongna dan saling percaya lagi.
aku akan berusaha untuk tidak melihat oranglain yang sesumbar mesra, yang selalu intens berhubungan yang bersama setiap saat. aku akan berusaha mengerti keadaan kita. ingatkan aku jika aku mengulangi kesalahan ini lagi. tegur aku, buat aku sadar dan mengerti lalu kuatkan aku dengan segalanya.
i love you Ganesha
.
Rabu, 19 Januari 2011
Muak
oleh; J Nurul Arrasyid
Orang memanggil bunda
Aku mengadu pada Tuhan
Orang memanggil ayah
Aku mengadu pada Tuhan
Orang berbahagia bersama keluarga
Aku mengadu pada Tuhan
Eneng disini, memeluk arwah
Menatap kelu peristiwa
Mengingat luka yang tak hilang
Semuanya
Kamu pikir aku biasa saja
Tapi rasanya ingin muntah dan mengobrak abrik isi hatinya
Yang selalu berceloteh tentang bunda
Sekali lagi kamu pikir saya biasa saja
Rindu yang tak satupun orang tau
Aku kubur sendiri
Aku tahan sendiri
Aku bakar sendiri
Jangan bicarakan itu lagi
Aku muak
Tentang Manusia Saya
Seorang makhluk hidup yang saya bicarakan manusia ketika mengalami sesuatu adalah dua pribadi. menanggapi dengan santai dan biasa saja, menanggapi dengan bijak dan selalu mendapat hikah dari suatu peristiwa, dan adapula yang terlalu over dengan expresinya menanggapi sebuah peristiwa yang mengakibatkan ribetnya hidup seseorang.
Dan saya mau berbagi sedikit tentang seperti apa saya ini, sekedar untuk bahan introspeksi diri juga =)
Saya adalah orang yang ingin bisa segalanya. saya tidak hanya ingin mencapai aktualisasi diri namun mampu mengendalikan diri. ketika menanggapi sebuah peristiwa, kebanyakan saya akan mengeluh sebelum dapat mengerti permasalahan yang terjadi. saya bisa kritis, tapi hanya sekedar opini tanpa solusi. saya mengembangkan diri menjadi pribadi yang menyenangkan dan dapat memberikan sumbangsih solusi terhadap permasalahan yang terjadi.
Tapi, saya kesulitan menemukan manusia lain yang mirip saya untuk berdiskusi. mungkin saja orang dengan tipikal seperti ini hanya ada satu didunia, atau saya belum sempat untuk menemukannya.
ketika ingin berfikir kritis, ternyata benar bahwa pengalaman berbicara sebagai tokoh penting. pengalaman membaca, mengenal peristiwa, mengaitkannya, hingga membentuk opini baru yang kritis lengkap dengan solusi.
Mari untuk belajar menjadi mahasisiwi yang produktif, yang berfikiran kritis dengan menawarkan solusi jernih.
Kamis, 13 Januari 2011
Percakapan Siang dengan Bapak
Sesak sekali
Ucapan itu membuat senut senut di dadaku
Air mukanya memaksaku untuk bersedih
Lalu menangis
Aku tahu kau sayang pada aku dan dia
Acuh dan santai caramu menyayangi kami
Membuat bingung hati yang kesepian ini
Aku tahu,
Di balik sunggingan senyum itu ada luka
Di balik keluhanmu ada lelah
Di wajahmu itu ada sayang
Bapak,
Aku bingung dengan hidup kita
Ditinggal bunda lalu semuanya berbeda
Bapak,
Hidupku untuk penciptaku dan dirimu
Aku mau mengubah dunia untukmu
Langganan:
Postingan (Atom)